Antara Baik Hati dan Nggak Enakan: Seberapa People Pleaser Kamu?
Kuis ini dirancang buat kamu yang pengen tahu kecenderungan kamu berkata “No” bila apa yang diminta orang lain terlalu banyak mengganggu keseimbangan hidup kamu.
Ini penting karena niat baik itu harus, tapi kalo semua di-Okay-in malah akan membuat kamu jadi jauh dari dirimu sendiri. Kalau selama ini belum bisa ya ngga apa-apa, tapi ini waktunya untuk bikin pilihan hari-hari yang lebih berimbang dan bikin kamu makin cinta dengan yang ada disekitar.
Petunjuk Pengisian: Jawab tiap pertanyaan dengan memilih angka dari 1 hingga 5:
1 = Sangat Tidak Setuju; 2 = Tidak Setuju; 3 = Netral; 4 = Setuju; 5 = Sangat Setuju
Pertanyaan:
- Saya sering menghindari konflik, bahkan jika saya harus mengorbankan pendapat sendiri.
- Saya merasa bersalah ketika menolak permintaan orang lain, meski itu tidak nyaman untuk saya.
- Ketika ada yang kecewa pada saya, saya langsung merasa saya telah gagal sebagai teman/anak/pasangan.
- Saya sering mengatakan “iya” padahal hati saya ingin bilang “tidak”.
- Saya khawatir akan kehilangan hubungan jika saya tidak menyenangkan orang lain.
- Saya lebih mudah memikirkan perasaan orang lain dibandingkan kebutuhan diri sendiri.
- Saya merasa harus bertanggung jawab atas suasana hati orang di sekitar saya.
- Saya sering menyembunyikan ketidaknyamanan agar tetap terlihat ramah dan suportif.
- Saya suka membantu, tapi sering berakhir kelelahan atau merasa dimanfaatkan.
- Saya merasa nilai diri saya tergantung dari seberapa dibutuhkan atau disukai orang lain.
- Saya jarang memprioritaskan waktu untuk diri sendiri karena takut dianggap egois.
- Saya merasa cemas kalau ada yang tidak menyukai saya, bahkan jika saya tidak terlalu dekat dengan mereka.
- Ketika saya melakukan sesuatu untuk diri sendiri, saya merasa bersalah atau tidak enak.
- Saya merasa lebih nyaman mengikuti arus dibanding memperjuangkan apa yang saya mau.
- Saya sering berpikir: “Yang penting semua senang dulu, nanti aku belakangan.”
Skor dan Interpretasi:
15–35: Kamu cukup tahu batasmu—people pleasing bukan gaya utamamu. Tapi tetap waspada, ya. Kadang kita bisa tergelincir karena ingin dianggap baik.
36–55: Ada kecenderungan people pleasing yang muncul dalam hubungan. Mungkin belum terasa mengganggu, tapi bisa pelan-pelan mengikis dirimu sendiri.
56–75: Kamu cenderung mengutamakan orang lain secara berlebihan. Mungkin ini saatnya berhenti sejenak dan bertanya: “Kalau aku nggak jagain diri sendiri, siapa lagi?”
Refleksi & Rekomendasi untuk Perubahan yang Lebih Sehat:
Kenali Pola Tanpa Menghakimi. Sadari kapan kamu bilang “iya” padahal ingin bilang “tidak”. Catat saja dulu tanpa menyalahkan diri sendiri.
Latih “Tidak” dengan Lembut. Mulai dari hal kecil. Menolak ajakan yang tidak sesuai kapasitasmu adalah bentuk self-respect, bukan egois.
Ubah Pertanyaan dari “Apa yang Orang Butuhkan Dariku?” jadi “Apa yang Aku Butuhkan Hari Ini?” Ini bukan selfish, tapi bentuk kehadiran pada diri sendiri.
Jadwalkan Waktu Untuk Diri Sendiri, dan Anggap Itu Penting. Waktu rehat, hobi, atau menyendiri bukan hadiah setelah semua orang bahagia—itu kebutuhan dasar manusia.
Ingat: Menjadi Disukai Banyak Orang Tidak Sama dengan Dicintai Secara Otentik
Orang yang benar-benar peduli padamu tidak akan pergi hanya karena kamu punya batasan.
Jika kamu merasa sulit memulainya sendiri, tidak apa-apa. Perubahan kecil yang konsisten jauh lebih bermakna daripada perubahan besar yang hanya sekali. Kamu berhak untuk hadir sebagai diri sendiri—tanpa topeng, tanpa pura-pura kuat, tanpa selalu menyenangkan semua orang.