QUIZ Simple Assessment : Imposter Syndrome – Merasa Tidak Cukup Bagus, Padahal Berprestasi Membanggakan
Pernah nggak sih, kamu udah berhasil meraih sesuatu yang keren, tapi dalam hati kecil muncul bisikan, “Duh, ini cuma kebetulan aja, deh. Tapi Aku ngga yakin bahwa ini cukup bagus?” Atau, kamu udah kerja keras dan hasilnya bagus, tapi tetap merasa nggak bikin aku puas dan masih mikir sebenarnya bisa lebih dari ini?
Ternyata yang kamu rasakan itu bukan hal yang aneh. Bahkan menjadi gejala umum yang dikenal sebagai Imposter Syndrome. Tapi jangan kuatir, ini aman-aman saja ko, dan yakin ada ada ruang untuk meninjau tanpa menyalahkan diri, okay?
Oh ya, uis ini bukan cuma seru-seruan, tapi cermin kecil untuk melihat sejauh mana bisikan keraguan ini memengaruhimu dan bagaimana kamu bisa menaklukkannya. Siap unmask rasa nggak pantasmu? Yuk, mulai!
Pilih jawaban yang paling menggambarkan dirimu atau kebiasaanmu.
- Ketika kamu mendapat pujian atas pekerjaan yang sukses, apa pikiran pertamamu? a) “Ah, ini cuma keberuntungan/kebetulan aja kok.” b) “Senang sih, tapi kayaknya mereka cuma nggak tahu aslinya.” c) “Terima kasih, tapi aku tahu masih banyak yang perlu dipelajari.” d) “Senang banget! Ini hasil kerja kerasku.”
- Kamu ditunjuk untuk memimpin proyek penting. Perasaan apa yang paling dominan muncul? a) Cemas dan takut ketahuan kalau aku sebenarnya nggak kapabel. b) Agak deg-degan, tapi yakin bisa pull it off. c) Bangga dan antusias untuk belajar hal baru. d) Merasa tertantang dan percaya diri bahwa ini kesempatanku bersinar.
- Saat melihat rekan kerja yang berprestasi, apa yang kamu rasakan? a) Aku langsung membandingkan diri dan merasa jauh di bawah mereka. b) Kagum, tapi diam-diam merasa insecure dengan kemampuanku sendiri. c) Terinspirasi dan termotivasi untuk belajar dari mereka. d) Senang melihat mereka sukses dan fokus pada pencapaianku sendiri.
- Kamu membuat kesalahan kecil di kantor. Bagaimana kamu menghadapinya? a) Merasa hancur, kayaknya ini tanda kalau aku memang nggak kompeten. b) Agak malu, tapi mencoba untuk melupakan dan lanjut. c) Belajar dari kesalahan itu, karena to err is human. d) Langsung perbaiki dan jadikan pelajaran untuk tidak terulang.
- Setelah presentasi yang sukses, kamu biasanya merasa… a) Lega karena berhasil “menipu” semua orang lagi. b) Cukup puas, tapi langsung memikirkan apa yang bisa diperbaiki. c) Senang dan bangga dengan usahamu. d) Penuh energi dan siap untuk tantangan berikutnya.
- Seberapa sering kamu menunda-nunda tugas karena merasa tidak yakin bisa menyelesaikannya dengan baik? a) Sangat sering, procrastination is my middle name. b) Sering, terutama kalau tugasnya terlihat rumit. c) Kadang-kadang, tapi aku punya cara untuk memulainya. d) Jarang, aku percaya pada kemampuanku untuk belajar dan menyelesaikan.
- Ketika seseorang menanyakan skill atau keahlianmu, bagaimana kamu menjelaskannya? a) Merendah dan mengatakan itu cuma hal dasar atau kebetulan aja. b) Menjelaskan, tapi dengan sedikit rasa tidak yakin. c) Menjelaskan apa adanya, dengan menyebutkan beberapa pengalaman. d) Dengan percaya diri dan bangga atas apa yang sudah kamu kuasai.
- Pernahkah kamu sengaja menyabotase diri sendiri atau menghindari peluang baru karena takut “gagal” atau “tidak mampu”? a) Sering, aku lebih memilih play it safe. b) Pernah, karena takut ekspektasi orang terlalu tinggi. c) Kadang-kadang, tapi aku berusaha untuk melawannya. d) Jarang, aku percaya pada proses dan always give it a shot.
Lihat Hasilnya!
Hitung total skormu dengan panduan ini:
- Pilihan a: 1 poin
- Pilihan b: 2 poin
- Pilihan c: 3 poin
- Pilihan d: 4 poin
Total Skormu: [Jumlah Skormu]
Interpretasi Skormu: Sejauh Mana Imposter Syndrome Mengusikmu?
Grade A: 27 – 32 Poin |
The Confident Creator Selamat! Kamu punya tingkat kepercayaan diri yang tinggi dan jarang sekali terpengaruh oleh bisikan keraguan. Kamu mengenali prestasimu dan bangga dengan apa yang kamu raih. Ketika ada tantangan, kamu melihatnya sebagai peluang untuk tumbuh, bukan sebagai ancaman yang akan mengungkap “ketidakmampuanmu.” Kamu adalah role model dalam mengenali value dirimu sendiri. Teruslah bersinar dan jangan biarkan siapapun meragukan kemampuanmu!
Cara Memperbaiki Diri Lebih Lanjut:
Meranikan diri menjadi Mentor dan Dukung Orang Lain: Bagikan kisah suksesmu dan bantu orang lain yang mungkin berjuang dengan Imposter Syndrome. Pengalamanmu sangat berharga!
- Rayakan Kemenangan Kecil: Meskipun sudah percaya diri, tetap luangkan waktu untuk merayakan setiap pencapaian, sekecil apa pun.
- Terus Belajar dan Berkembang: Rasa percaya diri yang tinggi akan semakin kuat jika diiringi dengan komitmen untuk continuous learning.
Grade B: 19 – 26 Poin |
The Aspiring Achiever Kamu adalah individu yang berprestasi, dan kamu tahu itu di sebagian besar waktu. Namun, terkadang masih ada bisikan keraguan yang muncul, terutama ketika kamu berada di luar comfort zone atau menghadapi challenge baru. Kamu mungkin kadang merasa undervalued atau takut ekspektasi terlalu tinggi. Kamu di jalur yang sangat baik! Dengan sedikit kesadaran dan latihan, kamu bisa sepenuhnya menaklukkan Imposter Syndrome.
Cara Memperbaiki Diri Lebih Lanjut:
- Dokumentasikan Prestasimu: Buat “jurnal sukses” yang mencatat semua pencapaian, pujian, atau feedback positif yang kamu terima. Ini bisa jadi reminder saat keraguan menyerang.
- Pahami Bahwa Ini Normal: Sadari bahwa banyak orang sukses, termasuk para pemimpin besar, juga mengalami Imposter Syndrome. Kamu tidak sendirian!
- Fokus pada Proses, Bukan Hanya Hasil: Alih-alih hanya terpaku pada hasil akhir, hargai usahamu, proses belajarmu, dan progress yang kamu buat.
- Berbagi Perasaan: Curhatlah dengan teman tepercaya atau mentor yang juga mengalami hal serupa. Seringkali, sekadar membicarakannya sudah sangat membantu.
Grade C: 11 – 18 Poin |
The Self-Doubter Kamu sering merasa tidak cukup, meskipun kamu punya bukti kuat bahwa kamu berprestasi. Bisikan keraguan ini mungkin sering menghantuimu, membuatmu menunda-nunda atau bahkan menghindari peluang bagus. Kamu mungkin takut “ketahuan” kalau kamu “tidak sepintar itu.” Imposter Syndrome sangat memengaruhimu. Jangan khawatir, kamu punya potensi besar! Langkah pertama adalah menyadari bahwa perasaan ini bukan fakta tentang dirimu.
Cara Memperbaiki Diri Lebih Lanjut:
- Identifikasi “Bukti”: Setiap kali ada pikiran “aku nggak pantas”, paksa dirimu untuk mencari bukti nyata yang menentang pikiran itu. Misalnya: “Aku berhasil menyelesaikan proyek X yang sulit.”
- Berhenti Membandingkan Diri: Media sosial seringkali memperparah. Ingat, kamu hanya melihat highlight reel orang lain. Fokus pada perjalananmu sendiri.
- Ubah Pola Pikir Negatif: Ganti “Aku nggak bisa” jadi “Aku akan mencoba dan belajar.” Ganti “Aku cuma beruntung” jadi “Aku bekerja keras untuk ini.”
- Cari Feedback Positif Secara Aktif: Minta feedback jujur dari atasan atau rekan kerja. Ini bisa membantumu melihat value dirimu dari sudut pandang objektif.
- “Fake It ‘Til You Make It”: Kadang, bertindak percaya diri (meskipun dalamnya masih ragu) bisa membantu membangun kepercayaan diri yang nyata seiring waktu.
Grade D: 0 – 10 Poin |
The Constant Questioner Perasaan apa yang ada di diri kurang cukup bagus sepertinya mendominasi pikiranmu. Kamu mungkin sering merasa overwhelmed oleh ekspektasi (baik dari diri sendiri maupun orang lain) dan ini menghambatmu untuk mencapai potensi penuhmu. Kamu mungkin sering menolak peluang atau menyabotase diri karena takut gagal. Ini adalah wake-up call penting untuk mulai membangun fondasi kepercayaan diri yang lebih kuat.
Cara Memperbaiki Diri Lebih Lanjut:
Kenali Gejala Imposter Syndrome: Semakin kamu paham, semakin mudah kamu melawannya. Ini adalah pattern pikiran, bukan realitas.
- Temukan orang yang bisa menjadi Mentor : Pertimbangkan untuk berbicara dengan coach karir atau mentors. Mereka bisa membantumu menggali akar masalah dan membangun strategi koping.
- Rayakan Setiap Usaha: Fokus pada effort yang kamu lakukan, bukan hanya hasilnya. Setiap langkah kecil adalah sebuah kemenangan.
- Ambil Risiko Kecil: Mulai dengan mengambil risiko kecil yang membuatmu sedikit tidak nyaman, lalu build up dari sana. Setiap keberhasilan kecil akan menambah kepercayaan dirimu.
- “Growth Mindset”: Pahami bahwa kecerdasan dan kemampuan bisa berkembang. Kamu tidak terlahir dengan batasan, tapi bisa terus belajar dan tumbuh. Your potential is limitless.
