QUIZ Simple Assessment: Managing My Own Energy Tank: Kok Aku Cepat Capek Jadi Manajer?
Kuis ini akan menggali kebiasaan manajer muda dalam mengelola energi pribadi, dan membantu mereka mengidentifikasi pemicu kelelahan serta strategi untuk mengisi ulang “tangki” energi mereka. Kita mulai yuukkk.
Tangki Energi Manajer — Apakah Anda di Ambang Kering atau Selalu Penuh?
Pendahuluan: Anda bangun pagi dengan semangat, siap menaklukkan hari. Tapi, baru siang hari, kenapa rasanya energi sudah “drop”? Kepala pusing, fokus buyar, dan rasanya ingin tidur sebentar. Menjadi manajer itu seperti maraton, bukan sprint. Anda tidak hanya mengelola tugas dan tim, tapi juga emosi dan energi Anda sendiri. Seringkali, kita terlalu fokus pada “produktivitas” hingga lupa “recharge”. Kuis ini akan membantu Anda melihat seberapa efektif Anda dalam mengelola “energy tank” pribadi. Apakah Anda punya strategi untuk tetap prima, atau diam-diam sudah “running on fumes”?
Instruksi: Pilih jawaban yang paling sesuai dengan perilaku atau perasaan Anda dalam skenario yang diberikan. Ini bukan tes benar-salah, melainkan cermin untuk refleksi diri Anda.
- Setelah rapat maraton seharian yang penuh tekanan, apa yang paling sering Anda lakukan? a. Langsung lompat ke tugas berikutnya yang urgent, tanpa jeda. (“Pushing through the fatigue.”) b. Cepat-cepat mengambil camilan atau kopi untuk menambah energi instan. (“Quick fix for energy.”) c. Mengambil jeda singkat (5-10 menit) untuk jalan-jalan kecil, meregangkan badan, atau mindful breathing. (“Strategic pause.”)
- Anda merasa overwhelmed dengan tumpukan pekerjaan. Hal pertama yang Anda korbankan adalah… a. Waktu tidur. Saya akan begadang untuk menyelesaikan semuanya. (“Sacrificing rest.”) b. Waktu luang atau hobby pribadi. Saya akan fokus pada pekerjaan saja. (“Prioritizing work above all.”) c. Mungkin meminta bantuan, mendelegasikan, atau meninjau ulang prioritas, sambil tetap berusaha menjaga waktu istirahat. (“Smart workload management.”)
- Kapan terakhir kali Anda mengambil cuti penuh (lebih dari 3 hari) tanpa mengecek email atau pesan pekerjaan sama sekali? a. Saya tidak ingat kapan terakhir. Saya selalu available bahkan saat cuti. (“Always-on mentality.”) b. Beberapa bulan lalu, tapi saya tetap sesekali mengecek pekerjaan. (“Partial unplug.”) c. Dalam 3 bulan terakhir, dan saya benar-benar disconnect untuk mengisi ulang energi. (“Intentional rest.”)
- Anda merasa energi Anda seringkali terkuras oleh interaksi dengan kolega atau anggota tim yang cenderung negatif atau pesimis. Bagaimana Anda menanganinya? a. Mendengarkan semua keluhan mereka, berharap saya bisa membantu mereka merasa lebih baik. (“Empathic absorption.”) b. Mencoba menghindari mereka atau membatasi interaksi sebisanya. (“Avoidance strategy.”) c. Mengelola ekspektasi interaksi, menetapkan batasan, dan fokus pada solusi daripada drama. (“Setting boundaries.”)
- Untuk menjaga kesehatan fisik dan mental, apa prioritas utama Anda di luar jam kerja? a. Saya tidak punya waktu untuk fokus pada itu. Kerja adalah prioritas utama. (“Neglecting self-care.”) b. Saya mencoba makan sehat atau sedikit olahraga jika sempat. (“Sporadic effort.”) c. Olahraga teratur, tidur cukup, dan menjaga pola makan adalah non-negosiable bagi saya. (“Non-negotiable well-being.”)
- Ketika Anda menghadapi challenge besar atau pressure yang tinggi, apa yang biasanya Anda lakukan untuk mengelola stres? a. Mengerjakan lebih banyak dan lebih keras, berharap stres akan hilang setelah masalah selesai. (“Working through stress.”) b. Mengeluh kepada teman atau keluarga, lalu kembali bekerja. (“Venting without action.”) c. Melakukan teknik relaksasi (meditasi, deep breathing), mencari perspektif dari mentor, atau berolahraga. (“Proactive stress management.”)
- Di akhir pekan, apa yang paling sering Anda lakukan? a. Mengejar pekerjaan yang belum selesai atau mempersiapkan pekerjaan untuk minggu depan. (“Weekend work spillover.”) b. Mencoba bersantai, tapi pikiran masih sering melayang ke pekerjaan. (“Half-hearted rest.”) c. Fokus sepenuhnya pada istirahat, hobby, keluarga, dan recharging untuk minggu depan. (“Deliberate detachment.”)
- Apa pandangan Anda tentang meminta bantuan atau mendelegasikan tugas saat Anda merasa overwhelmed? a. Itu menunjukkan kelemahan atau saya tidak mampu. Saya harus bisa menyelesaikan semuanya sendiri. (“Self-reliance to a fault.”) b. Saya akan meminta bantuan jika benar-benar tidak ada pilihan lain. (“Last resort delegation.”) c. Itu adalah tanda kepemimpinan yang cerdas. Saya tahu kapan harus mendelegasikan dan meminta dukungan untuk menjaga energi saya. (“Strategic resourcefulness.”)
Setelah menjawab kuis ini, mari kita pahami apa yang ditunjukkan oleh pilihan Anda:
Mayoritas A: “The Energy Burner”
Ciri-ciri: Anda cenderung memprioritaskan pekerjaan di atas segalanya, bahkan mengorbankan kesehatan fisik dan mental Anda. Anda mungkin merasa harus selalu “be on fire” atau khawatir dianggap tidak berdedikasi jika tidak terus-menerus bekerja. Anda secara aktif “draining your energy tank” tanpa menyadarinya.
Dampak: Risiko burnout sangat tinggi. Anda mungkin sering merasa lelah, stres, dan kurang fokus. Kinerja Anda bisa menurun dalam jangka panjang, dan Anda berisiko kehilangan kegembiraan dalam pekerjaan. Anda sedang “running on fumes”, dan itu tidak sustainable.
Mayoritas B: “The Energy Jugger”
Ciri-ciri: Anda menyadari pentingnya istirahat dan well-being, tapi masih kesulitan untuk mengimplementasikannya secara konsisten. Anda mencoba mengisi ulang energi, tapi seringkali itu hanya solusi instan atau dilakukan secara sporadis. Anda berusaha “keep your head above water,” tapi belum menemukan ritme yang pas.
Dampak: Anda merasakan sedikit kelegaan, tapi kelelahan mungkin masih sering menghampiri. Anda mungkin terjebak dalam siklus recharge-drain yang tidak efisien. Anda di jalur yang benar, tapi butuh pendekatan yang lebih disiplin dan proaktif.
Mayoritas C: “The Energy Strategist”
Ciri-ciri: Anda memahami pentingnya mengelola energi pribadi sebagai bagian integral dari kepemimpinan yang efektif. Anda secara aktif mempraktikkan self-care, menetapkan batasan, dan menggunakan strategi yang cerdas untuk mengisi ulang tangki energi Anda. Anda tahu bagaimana “play the long game.”
Dampak: Anda memiliki tingkat energi yang stabil, fokus yang lebih baik, dan kemampuan yang lebih kuat untuk menghadapi tekanan. Anda menjadi pemimpin yang lebih resilien dan inspiratif, karena Anda memodelkan well-being yang sehat kepada tim Anda. Anda adalah “a well-oiled machine”.
Bila Anda sudah mengisi semua jawaban dan memperoleh kesimpulan, sebijaknya gunakan Quiz Self Assessment sebagai tinjauan efektivitas kepempimpinan dalam pekerjaan, sekaligus sebagai penanda kapan Anda penting rehat sebentar. Ingat bahwa kepemimpinan Anda masih dibutuhkan dan akan makin dibutuhkan diwaktu mendatang. Untuk itu jangan habiskan energy secara berlebihan.
Bila Anda punya pengalaman dalam situasi ini, apakah dalam situasi Energy Burner, Energy Jugger atau Energy Strategist, silahkan komen dibawah buat sharing ke teman-teman lainnya.. Thanks Guys
