Panahan Itu Merespon, Bukan Bereaksi

Mengejar tenggat waktu-dead line, membuat keputusan sesaat setelah problem muncul dan memberi jawaban saat itu juga-“real -time”, seringkali menjadi kebiasaan yang seakan tidak bisa dielakkan. Setiap stimulus harus secepatnya dijawab, seolah semua harus serba instant dan otomatis. Tetapi nyatanya cara yang diharapkan cepat menyelesaikan pekerjaan, berubah menjadi tekanan yang berkepanjangan. Kita jadi cepat Lelah, hari-hari…

Sunyi Bukan Solusi, Kalau Pikiran Masih Ramai Sendiri

Jauh-jauh ke tempat sepi, tapi pulangnya tetap sumpek? Mungkin bukan tempatnya yang salah. Pernah nggak, kamu ambil cuti, kabur ke tempat sunyi: villa tersembunyi, pantai sepi, atau hutan pinus yang cuma kedengaran suara angin? Harapannya, bisa reset pikiran. Tapi yang terjadi justru sebaliknya: tubuhmu memang sendiri, tapi otakmu tetap sibuk berdebat dengan segala hal yang…

Kalo kaki belum membumi, Jangan Buru-Buru Membidik Bintang

Ayo coba ingat, pas pertama coba panahan ada sedikit frustrasi diawal karena tarikan sudah sekuat tenaga, mata sudah ke bullseye, tapi anak panah malah meluncur entah ke mana. Tenang, kamu tidak sendirian. Hampir semua pemanah pemula mengalami hal serupa. Mereka terlalu bersemangat ingin segera menancapkan anak panah tepat sasaran, sampai melupakan fondasi paling krusial: posisi…

Panahan dan Seni Gagal dengan Gaya: When Life Gives You Missed Shots, Make It Your Masterpiece

Kamu tahu perasaan itu. Sudah fokus mati-matian, tangan gemetar, nafas ditahan—whoosh!—eh, anak panah malah nyangkut di busa pengaman di belakang area. “Ah, typical Monday,” batinmu sambil geleng-gelas kepala. Tapi di situlah keajaiban panahan dan hidup mulai terungkap. “Trust the Process”: Kegagalan adalah Teman yang Sok Jagoan Pernah dengar idiom “Rome wasn’t built in a day” (Roma tidak dibangun dalam…

QUIZ Simple Assessment: Antara Baik Hati dan Nggak Enakan: Seberapa People Pleaser Kamu?

Kuis ini dirancang buat kamu yang pengen tahu kecenderungan kamu berkata “No” bila apa yang diminta orang lain terlalu banyak mengganggu keseimbangan hidup kamu. Ini penting karena niat baik itu harus, tapi kalo semua di-Okay-in malah akan membuat kamu jadi jauh dari dirimu sendiri. Kalau selama ini belum bisa ya ngga apa-apa, tapi ini waktunya…

Sunyi Bukan Solusi, Kalau Pikiran Masih Ramai Sendiri

Sunyi Bukan Solusi, Kalau Pikiran Masih Ramai Sendiri

Jauh-jauh ke tempat sepi, tapi pulangnya tetap sumpek? Mungkin bukan tempatnya yang salah. Pernah nggak, kamu ambil cuti, kabur ke tempat sunyi: villa tersembunyi, pantai sepi, atau hutan pinus yang cuma kedengaran suara angin? Harapannya, bisa reset pikiran. Tapi yang terjadi justru sebaliknya: tubuhmu memang sendiri, tapi otakmu tetap sibuk berdebat dengan segala hal yang…

Suka Bilang: “Gue Sih Fleksibel”, Tapi Dalamnya Melepuh Ngaku-ngaku adaptable, padahal buntutnya burnout

Suka Bilang: “Gue Sih Fleksibel”, Tapi Dalamnya Melepuh Ngaku-ngaku adaptable, padahal buntutnya burnout

Pernah ketemu orang yang kalau ditanya, “Kamu bisa ngerjain ini ya, tapi mendadak?” jawabnya, “Gue sih fleksibel”? Ya, kadang orang itu… kita sendiri. Katanya flexibility is key—fleksibilitas itu kunci sukses. Tapi kalau dipaksa buka pintu terus, lama-lama kuncinya aus, engselnya copot. Ini cerita tentang kita-kita yang bangga banget jadi si paling adaptable. Apa aja bisa….

Permata, Cobaan, dan Seni Bertahan di Dunia Kerja

Permata, Cobaan, dan Seni Bertahan di Dunia Kerja

Lucius Annaeus Seneca pernah berkata, “Permata tak bisa dipoles tanpa gesekan, dan manusia pun tak bisa disempurnakan tanpa cobaan.”..Hmm, jadi kalau kita merasa kerja itu penuh drama, ternyata kita cuma lagi proses jadi berlian, bukan sekadar kerikil pinggir jalan. Santai, ini bukan hanya soal survival, tapi gimana kita bisa menikmatinya sambil tetap kuat. Seringkali dunia…

Logika Tidak Bisa Merubah Rasa Takut

Logika Tidak Bisa Merubah Rasa Takut

Kita sering merasa harus logis dulu untuk bisa bergerak. Rasa takut dianggap musuh, dan akal sehat jadi tameng. Tapi nyatanya, banyak ketakutan tetap tinggal di dalam, meski semua logika sudah bicara. Bahkan setelah dihitung-hitung risikonya, ditimbang-timbang peluangnya, tetap saja kamu merasa… takut. Kenapa begitu? Karena rasa takut bukan sesuatu yang bisa disingkirkan dengan argumen. Ia…